salah satu hobi saya lainnya adalah menyanyi, ternyata dalam tugas HR yang di perintahkan saya di daulat menjadi duta dalam kelompok saya. saya sangat grogi dalam pembuatan video tersebut namun saya tetap mencoba untuk " the show must go on "
Rabu, 23 Oktober 2013
Andy Flores Noya atau yang lebih dikenal dengan Andy F Noya lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960 adalah wartawan dan presenter televisi Indonesia. Ia lebih dikenal ketika membawakan acara Kick Andy.
Biografi ANDY F. NOYA selama ini lebih dikenal sebagai wartawan cetak. Lebih dari lima belas tahun dia bergumul dengan dunia jurnalistik untuk media cetak. Pertama kali terjun sebagai reporter ketika pada 1985 Andy membantu majalah TEMPO untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat itu pemuda berdarah Ambon, Jawa, dan Belanda ini masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik (STP) Jakarta. Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior TEMPO untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO. Andy tertarik lalu bergabung. MATRA agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik suratkabar Prioritas yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke suratkabar. Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior DjafarAssegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI. Pada tahun 2000, Metro TV mendapat ijin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di suratkabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco. Dalam perjalanan kariernya Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun (1994 sd 1999). Sewaktu mahasiswa lelaki yang gemar renang dan baca ini rajin menulis di berbagai majalah dan suratkabar.
Jumat, 12 Oktober 2012 21:30:00 WIB
KARYA ANAK BANGSA DI PASAR DUNIA
Selalu bangga dengan barang belanjaan dari luar negeri?
Perhatikan dengan seksama, jangan-jangan anda membeli barang
produksi buatan anak-anak negeri sendiri. Ini bukan tanpa alasan,
salah satu nara sumber yang hadir
di Kick Andy kali ini, Niluh Djelantik , mengaku bahwa ia tak
hanya memproduksi sepatu ber-merk namanya. Niluh juga memproduksi
sepatu untuk merk sepatu lain yang beredar di pasar Australia,
Amerika, dan Eropa. Niluh Djelantik memang salah satu designer
dan pembuat sepatu ber-merk sama dengan namanya. Sejak tahun 2001,
dari Bali, ia mulai berkiprah di dunia sepatu yang mayoritas
didedikasikan untuk konsumen perempuan, dengan merek “Nilou”.
Produknya dipasarkan di 20 negara di dunia. Namun sayang, usaha itu
mendapat hambatan berat. Ketika para agennya di Australia dan Eropa
menginginkan produknya dibuat secara massal di China. Meski
mungkin dengan cara itu, Niluh akan memperoleh keuntungan berlipat
ganda, tapi dia merasa keberatan . “Saya bukan keberatan, tapi saya
menolak,” tegasnya ketika hadir di Kick Andy. Alasan Niluh,
selain akan merugikan para pengrajin sepatu, proses itu akan membuat
karyanya menjadi kurang berkualitas dan tidak lagi eksklusif di
pasaran. “Akhirnya, saya membunuh merek saya sendiri,” tambahnya.
Padahal, Sejumlah selebriti Hollywood papan atas Uma Thurman, supermodel
Gisele Bundchen dan Tara Reid, dan Robyn Gibson (mantan istri Mel
Gibson) merupakan sebagian perempuan yang fanatik memakai sepatu Nilou.
Niluh pantang patah arang, tahun 2007 ia kembali membangun usahanya
dengan memproduksi sepatu bermerek “Niluh Djelantik”. Setahun
kemudian sepatu buatannya sudah melanglang buana kembali di
berbagai negara. “Julia Robert memakai produk saya, ketika pembuatan
film ‘Eat Pray Love” di Bali kemarin,” ujar Niluh.
Kesuksesan Niluh bukan sesutau yang terjadi sesaat. Urusan sepatu
menjadi bagian pelik dalam hidupnya sejak kecil. Keterbatasan
ekonomi keluarganya, menyebabkan sang ibu yang single parent , selalu
membelikan Niluh kecil, sepatu yang berukuran dua nomor lebih
besar dari ukuran kakinya. Dan Niluh kecil berjanji, bahwa suatu
saat dia harus mampu membeli sepatu yang nyaman, yang berukuran
cocok dengan kakinya. Cita-citanya tak hanya terwujud, bahkan
dengan perjuangan panjang, kini Niluh bisa menyamankan kaki banyak
perempuan di dunia.